Maaf Aku Tak Sengaja

Maaf Aku Tak Sengaja
Ketidaksengajaan itu memang mutlak terjadi, maka tidak patut ketika kedepannya menyalahkan itu. Buatlah hal itu menjadi sebuah kisah klasik yang susah untuk ditampik. Sehingga dengan apik kau akan menyimpannya. Dari situlah bisa dikatakan kau menemukan kebahagiaan kecilmu, waktu-waktu terindahmu yang banyak kau lampaui bersamanya. Begitu seterusnya ketidaksengajaan itu mungkin sudah menjadi skenario Tuhan agar serpihan kebahagiaan itu perlahan memenuhi eloknya perjalanan hidupmu. Kehadirannya pula patut disyukuri, karena juga menjadi bagian hidupmu. Mungkin tanpa kau sadari pula duka, cita, bahagia, kecewa sudah banyak menghiasi bingkai hidupmu, dengan adanya dia, kau menjadi kuat, hebat, semangat. Anggapanmu mungkin sama, dia adalah salah satu penolong dalam aneka warna kehidupanmu.
Apakah dia sedikit berpikir tentang dirimu? Ah hal itu sudah tak terlalu dipikirkan, namun ku berharap dia juga memikirkanku. Yah, tak apa itu hanya harapan. Dia bukan sebagai seseorang yang tidak peka akan tetapi sebagai seseorang yang tidak terlalu ingin memperlihatkan sifat perhatiannya kepada wanita. Baik, berwibawa, good looking, penyayang keluarga and every good things about him. Yes, that’s true.
Lama dan sudah usang itu mungkin tak berlaku untuk sebuah perasaan yang aneh ini. Semakin lama perasaan ini semakin kuat dan bahkan susah untuk dihilangkan. Orang yang sama yang menata hati ini agar tak menjadi anti-pati. Oh really, sejak tahun itu sampai sekarang hampir dua tahun berjalan tak pernah ada kata “jadi” atau “ya” dalam sebuah hubungan namun ku bisa memaknai ini semua untuk dibiarkan mengalir seperti biasanya. Kalau di rasa-rasa memang saling menjaga dan mempertahankan apa yang sudah berjalan ini. Terkadang ingin saja mengungkap perasaaan yang tak tentu ini namun perlu diingat, i think that is a bad idea, ya mungkin lebih dikarenakan takut kehilangan, dia menjauh, dan semua hal lain yang membuat hati seorang perempuan menjadi khawatir dan sakit.
Ya, memang mempertahankan perasaan yang begitu lama hanya untuk satu orang terus-menerus memang susah untuk dijalani. Kekuatan prinsip dan do’a mungkin hanya itu saja, yang bisa membuat kuat sampai sekarang. Kau tahu? Mencari orang baru itu susah, apalagi yang hampir menyamai seperti dirimu, hampir tak ada kurasa. Kalaupun ada orang baru yang mencoba untuk datang, tetap saja ujung-ujungnya perasaan ini kembali lagi kepada dirimu. Begitu saja terus-menerus dan berulang kali seperti itu, membolak-balik perasaan yang ujungnya kembali hanya untuk satu orang itu. Tuhan lah yang bisa yang menghendaki perasaan yang sering terbolak-balik ini. Dan maafkan ini bukan kemauanku.
That’s falling in love, namun jangan dianggap sebagai perasaan yang hanya suka dan kalau sudah tak suka di tinggal pergi. No, no, that’s wrong. Sudah lebih dari itu, aku rasa hidupku lebih baik dalam segi mana pun, dirimu banyak membantu dan merubahkan pola pikirku untuk menjadi perempuan yang lebih baik dan semakin disayang oleh Tuhan. Itu lah sedikit penggambaran, sukaku bukan hanya main-main, sudah lelah dengan sebuah kata yaitu “pacaran” dan sudah tak patut untuk diikuti dan dijalani. Kalau “ya”, yasudah tinggal dibicarakan saja. Serius itu perlu karena hidup itu tidak melulu diisi dengan bercanda.

Once again, aku merasakan perasaaan yang tak karuan susah untuk dijelaskan. Mungkin ini rasa sedih yang tak tentu kalau mendengarkan nama itu disebutkan kepadaku dan didepanku. Aku tak suka. Aku jealous. Apakah kamu tau?  Entah dengan maksud apa tak tau, hanya berharap semuanya baik-baik saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertahan dan Menunggu

Teman? Sahabat? Cinta?

Goresan Tanpa Jeda